Tolak Perilaku, Rangkul Manusianya; Menyikapi persoalan LGBT dan Tingginya HIV/AIDS di Gorontalo

Oleh: Fazri Mohehu . 30 April 2025 . 15:00:00

Dr. Heldy Vanni Alam, S.Pd.,M.Si--Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo.

Fenomena LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) dan penyebaran HIV/AIDS di Provinsi Gorontalo menjadi tantangan sosial yang kompleks dan tidak bisa dipandang dari satu sudut saja. Dalam masyarakat yang menjunjung tinggi nilai religius, budaya lokal, serta norma kesusilaan, keberadaan perilaku seksual menyimpang seringkali menimbulkan kegelisahan dan kekhawatiran bersama. Namun demikian, sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi martabat manusia dan keadilan sosial, penting bagi kita untuk menyikapi permasalahan ini secara bijaksana, berimbang, dan penuh empati.

Di satu sisi, kita memahami bahwa identitas seksual bukan sekadar pilihan bebas, tetapi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor—psikologis, sosial, hingga lingkungan keluarga. Di sisi lain, penyebaran HIV/AIDS yang sebagian besar dikaitkan dengan perilaku seksual berisiko, termasuk pada komunitas lelaki seks dengan lelaki (LSL), perlu ditanggapi dengan pendekatan kesehatan masyarakat yang rasional dan sistematis. Menyikapi hal ini, pendekatan yang menghukum, mengucilkan, atau melabeli hanya akan memperparah stigma dan menghambat upaya penanganan kesehatan secara efektif.

Sebagai masyarakat Gorontalo yang dikenal dengan filosofi "Adat Bersendikan Syara', Syara' Bersendikan Kitabullah", kita semua dituntut untuk tetap berpegang pada ajaran moral dan agama, tetapi sekaligus memelihara rasa kemanusiaan dan tanggung jawab kolektif. Maka, diperlukan ruang edukasi yang sehat bagi remaja dan masyarakat umum untuk memahami bahaya perilaku seksual berisiko, serta perlunya deteksi dini dan layanan konseling HIV/AIDS secara rahasia, ramah, dan bebas stigma.

Program edukasi di sekolah, kampus, masjid, dan komunitas harus diperkuat dengan materi yang relevan tentang kesehatan reproduksi, bahaya infeksi menular seksual, serta pentingnya penguatan nilai-nilai keluarga. Pemerintah daerah, organisasi keagamaan, lembaga perempuan, dan tokoh adat di Gorontalo memiliki peran strategis dalam mengarusutamakan pendidikan karakter dan ketahanan keluarga sebagai garda terdepan mencegah pergaulan bebas dan perilaku menyimpang.

Lebih dari itu, pendekatan terhadap komunitas LGBT yang telah terinfeksi HIV tidak boleh dilandasi kebencian, melainkan pemulihan. Setiap manusia berhak mendapatkan akses kesehatan, dukungan psikologis, dan jalan keluar menuju kehidupan yang lebih sehat dan bermartabat. Kita bisa menolak perilaku, tetapi tidak boleh menolak manusianya. Dengan membangun kolaborasi lintas sektor—pendidikan, kesehatan, keagamaan, dan sosial—Gorontalo akan mampu menghadapi persoalan ini secara bermartabat, tanpa kehilangan jati diri dan nilai luhur daerahnya.

Agenda

26 - 28 Maret 2024

Asesmen Lapangan Pendirian Program Studi Doktor Ekonomi

Asesmen Lapangan Pendirian Program Studi Doktor Ekonomi

16 November 2023 - 7 Desember 2024

Pemilihan Dekan Fakultas Ekonomi

Pemilihan Dekan Fakultas Ekonomi Periode 2023 - 2027

19 - 21 Oktober 2023

TEMAN 10

Temu Masyarakat Akuntansi Multiparadigma Indonesia Ke-10

31 Juli - 02 Agustus 2023

Pra Kongres APE-LPTK Tahun 2023

Pra Kongres APE-LPTK Tahun 2023 akan di laksanakan di Hotel Aston Kota Gorontalo, Tanggal 31 Juli - 2 Agustus 2023