Kabupaten Gorontalo, 18 Mei 2025 – Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Bunggalo secara resmi diperkenalkan kepada masyarakat Desa Bunggalo, Kecamatan Talaga Jaya, Kabupaten Gorontalo, dalam agenda Reses Tingkat Dusun yang dilaksanakan pada Minggu (18/05/25) di Gedung Sanggar Tani, Dusun IV, kawasan pesisir Danau Limboto. KDMP dirancang sebagai model pemberdayaan ekonomi desa yang terintegrasi dengan pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat perdesaan.

Salah satu tokoh kunci dalam pengembangan KDMP adalah Dr. Herwin Mopangga, Akademisi Fakultas Ekonomi Bisnis UNG sekaligus Ekonom yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Bunggalo. Dalam sambutannya, Dr. Herwin menekankan bahwa koperasi memiliki posisi strategis sebagai motor penggerak ekonomi kerakyatan. Menurutnya, KDMP merupakan instrumen penting dalam menanggulangi kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

“KDMP tidak hanya difungsikan sebagai lembaga keuangan, tetapi juga sebagai wadah kolektif yang mendorong pemanfaatan potensi ekonomi lokal seperti jagung, kelapa, peternakan, dan perikanan air tawar. Ini menjadi penting karena struktur ekonomi desa kita masih bergantung pada sektor primer yang memiliki produktivitas rendah,” ujar Herwin.

Lebih lanjut, Herwin menjelaskan bahwa berdasarkan klasifikasi Indeks Desa Membangun (IDM), Desa Bunggalo masih tergolong sebagai "Desa Berkembang", dan menghadapi tantangan serius seperti stunting, kemiskinan, serta keterbatasan akses terhadap pelayanan publik dan sumber daya ekonomi. Oleh karena itu, ia mendorong pentingnya peran KDMP sebagai solusi kolektif berbasis koperasi untuk memperkecil kesenjangan dan mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap bantuan eksternal. “Pendekatan kolektif melalui koperasi adalah jalan strategis untuk membebaskan desa dari ketimpangan yang berlarut-larut,” tegasnya dalam wawancara dengan RRI Gorontalo.

Sebagai akademisi FEB UNG, Herwin juga menyoroti sembilan elemen utama yang menjadi kunci keberhasilan KDMP, seperti partisipasi aktif warga dalam kegiatan ekonomi, kepemimpinan kolektif yang profesional, penggunaan teknologi tepat guna, pengembangan rantai nilai dan jaringan pemasaran, serta akses terhadap pembiayaan inklusif melalui perbankan nasional (Himbara).

Salah satu gagasan inovatif yang didorong melalui KDMP adalah transformasi bantuan sosial menjadi bentuk pemberdayaan ekonomi produktif. Bantuan yang sebelumnya bersifat konsumtif diubah menjadi modal usaha melalui koperasi, sekaligus memperkuat sistem jaminan sosial berbasis komunitas.

“Kita ingin masyarakat desa tidak hanya menjadi penerima bantuan, tetapi mampu menjadi pelaku ekonomi yang mandiri dan berdaya saing,” imbuhnya.

Kehadiran KDMP Bunggalo memberikan harapan baru bagi warga di wilayah pesisir Danau Limboto. Dengan pendekatan kolaboratif dan penguatan potensi lokal, koperasi ini diyakini mampu menciptakan sistem ekonomi desa yang lebih adil, mandiri, dan berkelanjutan—selaras dengan visi FEB UNG dalam mendukung pembangunan berbasis masyarakat.

Di sisi lain, Ketua KDMP Bunggalo, Saprin Musa, mengungkapkan bahwa koperasi telah memulai pengumpulan simpanan pokok dan simpanan wajib dari berbagai unsur desa, seperti perangkat desa, anggota BPD, LPM, dan kelembagaan desa lainnya. Proses penyusunan dokumen legalitas juga tengah dilakukan sebagai syarat pembentukan badan hukum koperasi.

“Kami menargetkan program simpan pinjam, penyediaan sarana produksi, dan distribusi kebutuhan pokok masyarakat bisa segera berjalan. Ini adalah langkah konkret dalam memperkuat fondasi ekonomi warga,” ujarnya.

KDMP Bunggalo diharapkan mampu menjadi motor penggerak ekonomi desa yang inklusif, sekaligus menjadi contoh praktik pemberdayaan berkelanjutan di wilayah perdesaan lainnya di Gorontalo dan Indonesia Timur.